Sunday, 19 May 2013

Filosofi Cinta dan Kopi

Mungkin cinta dan kopi tak ada sangkut pautnya sama sekali. Namun, filosofi tentang mereka sangat menarik untuk saya bahas.

Cinta, suatu perasaan yang menimpa semua orang tanpa pandang usia, harta, cantik, ganteng, tanpa pandang agama dan semuanya. Cinta membuat kita seakan mabuk kepayang, tak bisa memandang mana yang salah dan mana yang benar. Namun, mengapa cinta itu selalu berkaitan dengan keterbalikan? Cinta kadang dihiasi penuh suka, senang, tawa, bahagia. Tapi kenapa harus diikuti dengan tangisan derai air mata, kesedihan, luka dan duka. Cinta itu penuh warna, ya begitu mungkin kata orang tentang satu kata itu.

Begitu pula dengan kopi, ada beberapa macam tentang kopi. Seperti kopi hitam, cappucino, espresso, white coffee, dan masih beragam. Namun, setiap macam itu mempunyai karakter tersendiri. Contohnya kopi hitam, sangat sedikit peminat untuk kopi ini. Rasanya yang begitu pahit sangat tidak disukai. Penyajian pun kadang menentukan minat para coffe lovers. Ada yang memadukan kopinya dengan gula, takarannya pun berbeda setiap orang.

Sama halnya cinta, setiap orang merasakannya dengan perbedaan. Tak tentu aku denganmu itu bisa sama, tak tentu pula kamu dengan saudara kembarmu sama. Seperti kopi hitam, sepahit apapun itu rasanya, namun bagi para pecinta kopi hitam, itu adalah kopi andalan mereka. Itu adalah kopi favorit mereka, kopi yang terbiasa ia minum. Cinta sepahit apapun itu cinta jika yang menjalaninya penuh keterbiasaan dan kepercayaan cinta tetaplah cinta. Sesakit apapun engkau dilukai oleh orang itu, namun kau tetap mencintainya.

Seperti penyajiannya, cinta pun punya penyajian yang berbeda-beda antara insan satu dengan lainnya. Ada yang penuh keromantisan, namun ada pula yang hanya berpaku pada komitmen dan keseriusan suatu hubungan. Semuanya seakan berjuta rasanya. Tergantung darimana kita mengaplikasikan apa makna cinta yang cocok untuk kita.

No comments:

Post a Comment